Sunday, March 14, 2010

Tentang sigit (aku, buku, dan lelaki bernama sigit : part 2)


Sigit, tak banyak yang aku ketahui tentangnya.nama lelaki itulah yang mengisi hari – hariku saat ini. Membuatku berfikir tentang bagaimana memaknai dan merasakan kembali kehangatan cinta. Sigit adalah lelakiku (untuk sekarang dan aku berharap dia yang terakhir).itulah kenyataannya. Aku mengenalnya lewat facebook. Jejaring sosial yang menjadi kontroversi akhir – akhir ini. Kami belum pernah bertemu, tapi kami sepakat untuk membangun sebuah hubungan yang biasa disebut pacaran.. meskipun belum pernah bertemu, aku tahu aku mencintai dia. Perasaan itu kuyakini hanya dalam waktu 2 hari setelah kesepakatan itu terjadi. Aku merasakan kedamaian, kenyamanan melalui perhatiannya. Bagiku itu sudah cukup membuatku mengatakan aku mencintainya. Dia lelaki hebat, membuatku jatuh cinta dalam waktu yang begitu singkat. Aku sendiri tak tau, kenapa perasaan itu berkembang begitu cepatnya. Tapi itu ga penting, sekarang sigit adalah hidupku. tak ada lelaki lain yang kuinginkan saat ini selain dia. Berlebihankah aku?
Tidak...aku yakin aku tak berlebihan. Aku membiarkannya hadir dan aku melalui hari – hariku dengannya (tentu bukan dalam arti nyata, karena dia hanya bisa kutemui lewat telpon, sms, atau chatting) apa adanya. Membiarkan hubungan ku mengalir layaknya air, tapi ta kubiarkan terombang – ambing. Aku hanya berdoa, semoga Tuhan merestui hubungan kami. Aku tak ingin gagal lagi, meskipun sebagai manusia aku sudah bersiap untuk menghadapi kegagalan dalam bentuk apapun.
Kadang aku berfikir, inikah rahasia yang Tuhan siapkan untukku?penuh kejutan manis. Aku bahagia memiliki sigit sekarang. Tuhan begitu baik mengirimkan dia untukku. Meskipun aku tak bisa menyentuh raganya, tapi bagiku itu lebih baik. Aku percaya Tuhan sudah menyiapkan waktu yang tepat untuk kami bertemu. Aku hanya perlu bersabar, dan menjaga komitmen yang kami bangun sebaik mungkin. Aku tak akan mengijinkan kesalahan kecil merusaknya..

Untuk lelaki bernama sigit :
Aku bahagia mengatakan ”aku mencintaimu”.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan kata yang tak dapat diungkapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu..

No comments:

Post a Comment