Tuesday, September 20, 2011

tentang selanjutnya

aq berniat untuk mempost lagi tentang apa yang aku pikirkan dari laki-laki dan kesetiaan..
hanya saja, aku lupa untuk membawa file nya..yap, mungkin belum waktunya untuk di post..
selalu seperti ini,,sering kelupaan padahal udah diinget-inget..
sepertinya faktor U mempengaruhi..heee
c u later..^_^

Saturday, September 17, 2011

Ketika Allah bilang tidak.......



Ketika manusia berdoa, "Ya Allah ambillah kesombonganku dariku."
Allah berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."
Allah berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah beri aku kesabaran." Allah berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah beri aku kebahagiaan."
Allah berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan."
Allah berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat."
Allah berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."

Ketika manusia berdoa, "Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cinta-Mu padaku.
Allah berkata... "Akhirnya kau mengerti .!!"

Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.

Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, sementara orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.

Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan.

Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil).
Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.

Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya.
Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.

^folderadeku^




Thursday, September 15, 2011

15 kata "Jangan" yg perlu dihindari :


  1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.
  1. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya
  1. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi
  1. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan...
  1. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, †âÞi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
  1. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
  1. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.
  1. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai,maka kamu akan dicintai.
  1. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.
  1. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah,maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti
  1. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

  2. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!
  1. Jangan menunggu untuk diberi, tetapi memberilah maka kamu akan diberi
  1. Jangan menunggu dihargai, tetapi hargailah orang lain maka kamu pasti akan dihargai
  2. Jangan menunggu dihormati orang lain, tetapi hormatilah orang lain maka kamu akan dihormati



Friday, April 1, 2011

sedikit renungan sebagai jomblowati ^_^

Kadang saya iri melihat orang-orang di sekeliling saya, disayangi oleh “seseorang”. Apalagi di bulan Februari. Di mana-mana nuansanya Valentine. Saya memang bukan penganut “tiada pacaran sebelum akad”, tapi sebagai manusia kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.

Saya tidak pernah tahu rasanya candle light dinner. Pun tidak pernah menerima bunga mawar merah. Tidak ada yang menawarkan jaketnya saat saya menggigil kedinginan. Atau berpegangan tangan sambil melihat hujan meteor. (Deuh, Meteor Garden banget! He..he...)

Yah, mungkin saya bisa merasakan sekilas hal-hal itu kalau saya sudah menikah. Mungkin. Mudah-mudahan. Tapi sampai saatnya tiba, bagaimana caranya supaya tidak kotor hati?

Lalu saya pun tersadar, tiga kata cinta yang saya rindukan itu sudah sering saya dengar. Orang tua saya selalu mengucapkannya. Memanggil saya dengan “sayang” betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka. Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya belum dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka ke surga... Belum tentu bisa jadi kebanggaan... Jangan-jangan hanya jadi beban...

Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga saya yang tengah demam... Dari ayah yang dulu berhenti merokok agar bisa membeli makanan untuk saya... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika dirawat di rumah sakit... Dari adik yang memeluk saya ketika bersedih. Dari sepupu yang berbagi makanan padahal ia juga lapar. Dari orang tua teman yang bersedia mengantarkan saya pulang larut malam. Betapa seringnya kita tidak menyadari...

Tidak hanya dari makhluk hidup. Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga melimpah. Matahari yang menyinari dengan hangat. Udara dengan tekanan yang pas. Sampai cinta dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Saya pernah membaca tentang planet Jupiter. Sebagai planet terbesar di tata surya kita, Jupiter yang gravitasinya amat tinggi, seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. Benda-benda langit yang akan menghantam bumi, juga ditarik oleh Jupiter. Kita dijaga! (Maaf buat anak astronomi kalau salah, tapi setahu saya sih kira-kira begitulah)

Di atas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Duh... Begitu banyaknya berbuat dosa, Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud walau banyak tidak khusyunya. Padahal kalau Ia mau, mungkin saya pantas-pantas saja langsung dilemparkan ke neraka Jahannam... Coba, mana ada sih kebutuhan saya yang tidak Allah penuhi. Makanan selalu ada. Saya disekolahkan sampai tingkat tinggi. Anggota tubuh yang sempurna. Diberi kesehatan. Diberi kehidupan. Apalagi yang kurang? Tapi tetap saja, berbuat maksiat, dosa... Malu...

Tentu ada ujian dan kerikil di sepanjang kehidupan ini. Tapi bukankah itu bagian dari kasih-Nya juga? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan? Buat saudaraku yang diuji Allah dengan cobaan, yakinlah bahwa itu cara Allah mencintai kita. Pasti ada hikmahnya. Pasti!

Jadi, selama ini ternyata saya bukan kekurangan cinta. Saya saja yang tidak pernah menyadarinya. Bahkan saya tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni.

Sekarang pertanyaannya, apa yang telah kita lakukan untuk membalasnya? Kalau saya, (malu nih..) sepertinya masih sering menyakiti orang lain. Sadar ataupun tidak sadar. Kalaupun tidak sampai menyakiti, rasanya masih sering tidak peduli dengan orang. Apalagi pada Allah... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan saya masih sering menyalahgunakannya. Mata tidak digunakan semestinya... Lisan kejam dan menyayat-nyayat... Waktu yang terbuang sia-sia...

Kalau sudah seperti ini, rasanya iri saya pada semua hal-hal yang berbau “pacaran pra nikah” hilang sudah. Minimal, berkurang drastislah. Siapa bilang saya tidak dicintai? Memang tidak ada yang mengantar-antar saya ke mana-mana, tapi Allah mengawal saya di setiap langkah. Tidak ada candle light dinner, tapi ada sebuah keluarga hangat yang menemani saya tiap makan malam. Tidak ada surat cinta, tapi bukankah Allah selalu memastikan kebutuhan saya terpenuhi? Bukankah itu juga cinta?

Entah cinta yang “resmi” itu akan datang di dunia atau tidak. Tapi ingin rasanya membalas semua cinta yang Allah ridhoi. Tulisan ini bukan untuk curhat nasional. Yah, siapa tahu ada yang senasib dengan saya. Yuk, kita coba sama-sama. Jangan sampai ada cinta halal yang tak terbalas...

^ariyanti^

IKHWAN SEJATI

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya:
Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…
Sang Ibu tersenyum dan menjawab…


Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya….


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya…


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…


Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…….



Setelah itu, ia kembali bertanya…" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,Ibu ?"Sang Ibu memberinya buku dan berkata…. "Pelajari tentang dia…" ia pun mengambil buku itu "MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu…

Friday, March 25, 2011


Biar Cinta itu Bermuara Dengan Sendirinya....

Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!

Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?

Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.

(Judul Puisi "Pelabuhan" karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)

Matanya berkaca-kaca ketika perempuan itu selesai membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali perempuan itu telah pernah berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik dan hanif, ada kilasan - kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.

Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah agama. Perempuan itu sedang berproses untuk mendalami agama Islam dengan lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham agama, aktif diorganisasi keislaman, dan masih banyak lagi hal - hal positif yang ada dalam diri lelaki itu. Sehingga kedekatan itu membawa semangat perempuan itu untuk terus menggali ilmu agama.dan mempraktekkannya dalam kesehariannya. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita , curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya mengatasnamakan persahabatan.

Suatu hari salah seorang sahabatnya bertanya "Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan dewasa tanpa melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa simpati, kagum dan kebutuhan untuk sering berinteraksi?" Perempuan itu tertegun dan hanya bisa menjawab " entahlah.."

Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan menghilang...Awalnya masih memberi kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan perempuan itu masih berharap dan menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena memang tidak pernah ada komitmen yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap dia mengenal sosok lelaki lainnya... Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki sahabatnya itu dan tentulah sosok laki - laki sahabatnya itu yang selalu lebih unggul dibanding yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain. Sampai suatu hari,..

Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang dibuatnya. Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka dihati... Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk mengisi hidupnya kini.... Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam... Dia berjanji untuk tidak mengisi hari - harinya dengan kesia-siaan.

"Lalu bagaimana dengan sosok laki - laki itu ?? "Perlahan saya bertanya padanya.

"Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagi saya untuk lebih hati - hati dalam menata hati dan melabuhkan hati," ujarnya dengan diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar - benar menepati janjinya.

Dunia perempuan itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi , pijar bintang dimata anak anak jalanan yang menjadi anak didiknya.... Cinta yang dialiri ketulusan tanpa pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan perempuan itu produktif dan bisa menghasilkan karya...cinta yang tidak pernah kenal surut dari kedua orang tua dan keluarganya... Dan yang paling hakiki adalah cinta nya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.

Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga.... saat seseorang itu pun hilang begitu saja... Masih ada setangkup harapan agar dia kembali....Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya.... Masih ada beribu penantian walau tak pasti... Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??

Masih ada sejuta asa.... Masih ada sejuta makna.....Masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama....

"Lalu... bagaimana dengan cinta yang dulu pernah ada?? '' tanya saya suatu hari.

Perempuan itu berujar, " Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya... disaat yang tepat... dengan seseorang yang tepat.... dan pilihan yang tepat......hanya dari Allah Swt. disaat dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang barokah.."

Semoga saja akan demikian adanya...

Untuk seorang sahabat.yang tengah meniti masa transisi.

(taken from eramuslim)

catatan tanggal 23 Maret 2011

BAHAGIA MENJADI (ATAU MUNGKIN MASIH???) LAJANG…

Bagi seorang wanita pada umumnya, melajang dalam usia matang sungguh tak nyaman. Betapa pun, menikah adalah kebutuhan fitrah setiap manusia. Tidak terpenuhinya kebutuhan ini sangat bisa jadi menjadi penyebab guncangan jiwa yang bersangkutan. Ditambah lagi budaya dan paradigma yang berkembang di masyarakat yang memojokkan wanita lajang. Perawan tua, tidak laku dan kalimat-kalimat semacamnya menjadi label bagi mereka yang belum menikah. Belum lagi tuntutan dan pertanyaan dari keluarga dan tetangga kiri-kanan tiap ketemu yang bikin sebal,” Kapan menikah?”

Bagi seorang wanita normal, keluarga dan anak-anak adalah harapan dan cita-cita. Keluarga adalah tempat mengabdi yang membawa ketenangan. Anak-anak adalah amanah yang membawa kebahagiaan. Sangat wajar, jika setiap wanita menginginkan adanya fase menikah dalam hidupnya. Tapi masalahnya, menikah tidak bisa dilaksanakan secara sepihak. Menikah membutuhkan pasangan, yang dalam situasi, kondisi dan masa tertentu tidak mudah ditemukan. Karena kriteria yang tak sepadan, karena kuantitas yang tak terpenuhi, maupun karena takdir belum menentukan. Seperti pada masa sekarang, saat wanita lajang di usia matang hampir menjadi fenomena.

Lantas bagaimana?
Bersabar, menunggu dan bertakwa kepada keputusan Allah. Itu yang banyak saya dengar, dan saya sepakati pula. Hal ini barangkali hikmah diperbolehkannya poligami oleh kaum pria, dan mungkin sudah tiba masanya. Ini pendapat lain, yang saya juga tidak menolaknya. Namun, apakah hanya itu? Saya kira masih ada alternatif lain, yang lebih progresif bukan pasif dan bisa dilakukan secara mandiri oleh seorang wanita. Saya teringat sebuah kisah tentang seorang muslimah perkasa di punggung Gunung Kidul. Wanita itu sangat aktif utamanya dalam kegiatan dakwah dan sosial. Dengan sepeda motornya ia menjelajahi pelosok desa, mengisi kajian dan memberikan penyuluhan di kampung-kampung miskin dan desa-desa terpencil. Ia menjadi panutan, ia menjadi konsultan, ia menjadi acuan, ia menjadi tempat orang-orang lugu itu meminta nasihat. Muslimah itu, masih lajang dalam usianya yang 35 tahun. Muslimah itu, mengasuh tiga anak yatim dengan kemampuannya sendiri. Muslimah itu, tidak kesepian karena ia punya ‘keluarga’. Wanita itu tak kehilangan fitrah kewanitaannya karena ia punya ‘anak-anak’ tempat ia mencurahkan cinta dan perhatian. Muslimah itu tidak digugat kesendiriannya karena ia menebar manfaat.

Membaca kisahnya, banyak inspirasi yang bisa diambil oleh kaum wanita, dan saya pun ingin meneladaninya. Apa yang dilakukan muslimah tersebut bisa menjadi salah satu alternatif jawaban atas problema banyaknya wanita-muslimah khususnya- berusia matang yang belum menikah. Apa yang dilakukan si muslimah perkasa, memberikan hikmah yang banyak bagi kemanusiaan.

Jika kita renungKan, menjadi lajang bukanlah sebuah aib dan dukacita. Menjadi lajang membuka pintu-pintu amal dan manfaat bagi diri dan masyarakat, seperti halnya yang dilakukan si muslimah. Seorang wanita lajang akan lebih mudah bergerak dan beraktifitas karena ia tak dibebani tugas-tugas kerumahtanggaan. Seorang wanita lajang akan bisa lebih banyak berbakti kepada masyarakat dengan modal waktu, peluang dan kemampuan yang ia miliki. Berapa banyak selama ini aktifitas sosial masyarakat yang mandeg karena ditinggal pengasuhnya (yang seorang wanita) menikah? Berapa banyak aktifitas yang masih terus berkembang karena penyandangnya ‘alhamdulillah’ masih lajang dan punya waktu banyak untuk berkomitmen?

Lantas bagaimana memenuhi kebutuhan fitrah sebagai wanita? Bukankah pintu tebuka lebar juga? Lihat, betapa banyak anak-anak di dunia ini yang butuh asuhan, pendidikan dan usapan tangan lembut kaum wanita? Apalagi di Jakarta yang sedemikian tua dan menyimpan banyak problema terutama berkaitan dengan anak jalanan, anak miskin, anak yatim dan anak-anak yang kurang dalam pendidikan dan asuhan.

Dalam kesendirian dan kemandirian kaum wanita, barangkali Allah memang mengirimkan mereka untuk anak-anak tak mampu, untuk dididik, untuk diasuh. Mereka adalah anak-anak kita juga, begitu Emha Ainun Najib pernah mengatakan dalam salah satu tulisannya di buku Markesot Bertutur. Anak-anak sesungguhnya adalah anak-anak dunia, amanah dari Allah yang mesti dijaga. Sekalipun mereka tidak lahir dari rahim kita.

Saya percaya, selalu ada hikmah di balik setiap realitas yang ditetapkan Allah. Banyaknya wanita lajang pada masa sekarang, mungkin karena Allah menginginkan adanya tangan–tangan terampil, pribadi-pribadi lembut namun perkasa untuk menanggung sebagian beban dunia. Tugas itu diantaranya adalah mengasuh anak-anak yatim, anak-anak jalanan, anak-anak tetangga yang kurang perhatian dan kurang pendidikan moral. Tugas itu diantaranya adalah ikut membenahi kerusakan sosial, kemiskinan, buruknya pendidikan dan aktifitas publik lainnya yang membutuhkan komitmen waktu, kemampuan dan kemandirian seorang wanita.

Mereka butuh kita, para wanita lajang yang mandiri, yang sanggup menafkahi diri sendiri dan orang lain. Yang memiliki perhatian dan kemauan lebih untuk all out terhadap aktifitas yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh para wanita yang sudah berumahtangga. Kita bisa tetap memiliki keluarga, meski bukan karena pernikahan. Kita dapat memiliki makna, meski bukan dengan cara menjadi ibu rumah tangga. Kita mampu bisa menjadi manusia seutuhnya melalui usaha kita sendiri, tanpa harus meminta pengertian semua orang, tanpa perlu menuntut dan meminta para lelaki untuk menikahi dan berpoligami. Sekarang tinggal kita tinggal memilih: Mengadopsi anak dari panti asuhan, anak jalanan, anak tetangga? Atau ikut berpartisipasi menjadi orang tua asuh, mendidik anak jalanan, anak-anak TPA, anak tetangga, keponakan, mendirikan taman bacaan? Atau bahkan ‘hanya’ sesedikit apapun, berkontribusi terhadap komunitas dan masyarakat. Mereka adalah juga ‘keluarga’ kita.

Begitulah artikel yang aku dapatkan dari salah satu folder yang dimiliki ade ku. Ga tau dari mana, yang jelas ade ku punya satu folder berisi berbagai macam tulisan, slide, dan sejenisnya yang berbicara mengenai motivasi serta kehidupan. Membaca artikel di atas, yang merupakan salah satu dari sekian banyak tulisan yang dimiliki adeku, membuat aku berpikir bahwa masih melajang di usia yang seharusnya cukup matang untuk menikah (di desaku aku termasuk kategori perawan tua di usia menjelang 24 karena kebanyakan kawan2 seusiaku sudah menikah). Bahkan banyak sekali mereka yang berada di bawah usiaku sudah bersuami dan menimang anak.
Bukan tidak ingin aku menikah sebenarnya, tapi apa daya aku belum dipertemukan dengan laki – laki yang membuatku yakin untuk menjadi pasangan hidupnya. Aku pikir, aku tidak terlalu muluk-muluk dalam mencari seorang pendamping hidup. Cukup dengan seiman,bertanggungjawab, dan mampu menjadi imam untukku dan anak-anakq kelak. Masalah rupa maupun harta bukanlah jadi prioritas utama (meskipun aku ga memungkiri kalau aku menginginkan suami yang mapan dan tampan..^_^). Menjelang usia 24, sosok suami ideal tidaklah seperti saat aku berumur belasan tahun. Benar kata guruku, semakin bertambah umur, kebanyakan standar fisik seorang perempuan terhadap laki – laki yang ia inginkan menjadi suami akan menurun. Bukan menurun dalam artian secara personal, melainkan secara fisik. Masih aku ingat, ketika berusia belasan, sorang suami ideal dalam bayanganku adalah lelaki yang berusia minimal 5 tahun lebih tua dari aku, mapan, ganteng (meskipun ganteng menurut ukuranku) dan sederet persyaratan fisik lainnya. Semakin bertambah umur, syarat tersebut turun satu persatu. Menyisakan tiga yang aku sebutkan tadi.
Sebenarnya aku punya alasan sendiri kenapa sampai saat ini aku memutuskan untuk masih melajang. Bukan tidak ada lelaki yang berniat serius kepadaku, ada beberapa yang pernah mengutarakan niat untuk mengakhiri masa lajang bersamaku. Namun, aku punya banyak pertimbangan sebelum aku memutuskan untuk menikah. Aku belum siap..itu adalah kalimat yang mewakili alasanku untuk tidak menerima beberapa yang berniat untuk serius. Aku belum siap untuk menghadapi hidup dengan orang yang aku tidak yakin bisa hidup bersamanya. Aku belum siap untuk hidup dalam satu atap, 24/7 dengan orang yang sama setiap harinya, aku belum siap secara materi meskipun banyak yang bilang anak punya rejeki masing – masing. Tapi demi Tuhan, bagiku menikah bukanlah sesuatu hal yang main-main. Aku tidak ingin anakku kelak menjalani hidup yang tidak karuan hanya karena nafsu kedua orangtuanya yang terburu-buru mengambil keputusan. Aku ingin melakukan banyak hal yang mungkin akan susah aku lakukan jika aku sudah bersuami. Aku percaya pada Alloh SWT, karena apapun keputusan yang aku ambil sudah kau pikirkan baik-baik.
Aku menginginkan lelaki yang memberiku kepercayaan penuh..dengan begitu aku akan belajar untuk menjaga apa yang ia percayakan. Aku tidak ingin pernikahan mengikatku untuk melakukan banyak hal yang berguna untukku dan orang lain. Kalian tahu sendiri, ada banyak lelaki yang bersikap posesif kepada wanita yang ia cintai. Mengatasnamakan cinta, ia membatasi ruang gerak istri nya untuk beraktifitas. Aku tidak ingin seperti itu. Aku menginginkan suami yang mengerti dan memahami arti keseimbangan. Tidak melarang, tetapi mengingatkan ketika aku keliru, menuntunku saat jalanku tidak lurus, menolongku bangkit saat aku tak mampu berdiri setelah aku terjatuh, mengawasi setiap gerakku, menjadi peganganku saat berada dalam kegelapan…adakah lelaki yang seperti itu?aku sendiri tidak yakin bisa menemukan. Tapi paling ga, komunikasi antara kami akan memudahkanku untuk mengatakan apa yang aku inginkan, begitu juga sebaliknya yang ia lakukan kepadaku.
Ada yang pernah berkata kepadaku, semakin tinggi pendidikan seorang perempuan, maka ruang untuk mendapatkan jodoh akan semakin sempit. Karena banyak lelaki yang aku pikir egois, tidak mau wanitanya memiliki status pendidikan yang lebih tinggi karena dikhawatirkan akan menginjak – injak harga dirinya, menjadi penguasa, tidak menurut kepada suami dan sederet bayangan lainnya. Aku pikir, tidak semua wanita seperti itu. Semua kembali lagi kepada si lelaki, karena di tangannya kendali rumah tangga berada. Lelaki itu harus memiliki ketegasan yang luar biasa, pemahaman bahwa ialah kepala rumah tangga, pengertian bahwa sehebat apapun istrinya di luar, didalam rumah ia tetaplah seorang ibu dan istri yang bertugas melayani suami. Sedari awal memutuskan untuk serius, pastinya hal tersebut harus dikomunikasikan agar nantinya tidak terjadi kesalahpahaman dalam rumah tangga.

Sunday, March 20, 2011

maaf..untuk tangisan hari ini Tuhan...

Kemarin aku mendapatkan keputusan itu,,,ya, jadwal seminarku. Di SK yang tertulis aku mendapatkan jadwal tanggal 19 Mei 2011 sebagai tanggal seminarku..
2 bulan lagi, sama seperti waktu S1 dulu bulan Mei menjadi bulan perjuangan tesisku..
Tuhan, bukan masalah hari yang membuatku berpikir,,aku siap menghadapi apapun harinya. Aku siap memperjuangkan segalanya ketika hari itu tiba. Hanya aku berpikir tentang bapak, gmana bapak harus nyiapin duit 10 juta dalam waktu 2 bulan ini..apa yang harus aku lakukan Tuhan?aku kasihan sama bapak..ini juga yang membuatku mandeg mengerjakan tesis yang seharusnya sudah bisa kuselesaikan..aku mungkin salah karena tak bisa membuat diriku sendiri kebal dengan keadaan ini…seandainya aku boleh milih, mungkin aku memilih buat ga kuliah dulu daripada ngebebanin bapak kaya gini. Bapak emang ga pernah ngeluh sama aku, ga pernah bilang apa-apa. Tapi aku tahu Tuhan, bapak mikirin semua. Bapak emang selalu bilang semua pasti ada rejekinya nanti. Bapak ngusahain semua yang aku butuhin. Tuhan, aku selalu berusaha buat bersikap biasa, aku menciptakan benteng agar orang lain ga tau..aku membuat diriku seperti yang mereka kenal, aku yang seperti biasa, aku yang ga berbeda dengan yang lainnya. Bagiku, kesedihan bukanlah untuk dibagi selama aku masih mampu menanggungnya sendiri. Berbeda dengan kebahagiaan yang memang harus dibagi..
Hanya saja, saat sendirian, saat mikirin semuanya, saat keinget bapak aku ga bisa menahan semuanya Tuhan. Ijinkan aku menangis untuk ini Tuhan..
Mengingat bapak, mengingat semua yang harus dia lakukan, mengingat apa yang harus diusahakan agar aku tumbuh tak berbeda dengan yang lainnya di tengah keterbatasan yang kami punya membuatku merasa sedih. Aku tak bisa melakukan apa-apa…perasaanku sebagai seorang anak mengatakan bahwa aku tak berharga, Cuma bisa bikin susah bapak…Tuhan, aku melihat bapak dengan rambut yang semakin memutih, tubuh yang lebih kurus dari sebelumnya,bapak yang semakin menua..
Aku memang tak menyesali segalanya Tuhan, karena bagiku semua memang sudah menjadi jalan yang harus aku tempuh.meski aku tak terlahir dari keluarga berada, meski bapak harus susah payah untuk menyekolahkanku sampai saat ini, meskipun aku tak bisa seperti yang lainnya, aku sangat bersyukur atas segalanya..Kau memberiku seorang bapak yang ga akan bisa ditukar dengan semua harta yang ada di dunia ini.
Tuhan, ijinkan aku menangis kali ini..untuk segala yang bapak korbankan buat aku, untuk aku yang belum mampu membuat bapakku bahagia..untuk aku yang belum mampu membuat ia bangga..
Ijinkan aku menangis Tuhan, untuk kali ini….

Friday, February 18, 2011

Bandul, tembok, permasalahan, dan memaafkan..

Hari ini aku mendapatkan beberapa pelajaran lagi dari ayah sahabatku. Seperti biasanya saat aku menginap di rumah sahabatku ini, kewajiban shalat subuh berjamaah adalah hal yang harus aku lakukan bersama ayah dan ibunya. Sahabatku ini memang hanya tinggal bersama ayah dan ibunya, plus sama seorang rewangnya. Kakak – kakaknya sudah menikah dan mandiri. Senang nginep di rumah sahabatku, karena orangtuanya udah nganggep aku seperti anak perempuan mereka sendiri. Aku memiliki kebebasan untuk dating dan nginep kapanpun aku mau.
Bagiku keluarga temanku adalah keluarga yang ideal, yah selain keluargaku tentunya. Ayah temanku, pak budiman yang biasa aku panggil bapak adalah sosok yang sangat bijaksana, mampu memandang sebuah persoalan dari sudut yang berbeda dari orang kebanyakan. Darinya aku belajar banyak hal tentang kehidupan, tentang hal – hal yang seringkali lalai aku perhatikan. Ibunya, bu edi adalah sosok yang sedikit bergelombang, tetapi gelombang – gelombang itu mampu dinetralisir oleh sikap bijaksana bapak, jadi sikap bapak itu juga mulai Nampak pada ibu.
Pagi ini, selepas sholat subuh kami duduk sambil ngobrol ringan. Topic obrolan kami saat ini adalah tentang memaafkan. Mungkin kedengaran biasa, tapi yang sekarang aku diajari untuk memandang kata memaafkan dari sudut yang lebih dewasa..ya, maksudku adalah memaafkan yang bukan hanya dalam kehidupan bermasyarakat, tapi juga kehidupan keluarga secara luas.
Bapak memulai topic dengan mengatakan bahwa sebenarnya pertengkaran adalah sebuah hokum sebab akibat..kalian pasti tahu maksudku. Tidak aka nada pertengkaran tanpa ada sebab ataupun akibatnya. Taruhlah sebuah contoh, seorang istri meminta cerai kepada suaminya. Ketika dirunut, asal mula permintaan cerai ini adalah karena suatu pertengkaran internal antara mereka berdua. Banyak hal yang bias menyebabkan, salah satunya adalah factor eksternal dari pihak kedua orang tua si lalki – laki dan si perempuan. Hal tersebut hanyalah sebuah pemicu, sampai akhirnya akan muncul persoalan – persoalan lain yang terpendam dan terlupakan sekian lama. Puncaknya adalah sebuah permintaan cerai seperti yang aku sebut di atas.
Disinilah, peran minta maaf dan memaafkan harus segera dilakukan. Kalau kata bapak si, persoalan kalo bias selesai di kamar jika itu hubungannya dengan masalah pribadi si suami dan si istri. Artinya ga sampai merembet sampai keluar. Minta maaf dan memaafkan, bagi beberapa orang mungkin adalah hal yang sulit, apalagi jika menurutkan ego yang dimiliki. Sering ga kalian berpikir kaya gini “ngapain aku minta maaf, dia yang duluan bikin salah kok” atau mungkin “aku g mau ngalah, gengsi dong. Biarin dia mnta maaf duluan”..
Hmm, akupun sering seperti itu, meskipun belum menikah. Hal seperti itu lazim terjadi pada sebuah hubungan. Jangankan pernikahan, pacaran pun bias jadi seperti itu. Padahal, tanpa kita sadari hal seperti itu membawa imbas yang lebih buruk dari yang kita pikirkan. Lama kelamaan orang akan berubah menjadi egois dan tidak mau mengalah. Kalau hal seperti ini sudah terjadi, masalah ga bakalan pernah selesai.
Permasalahan yang ga diselesaikan tu ibarat sebuah bandul ayunan. Semakin kencang kita menarik maka posisi untuk kembali tenang akan menjadi lama. Tidak mustahil sebelum kembali tenang malah bandul tersebut akan hancur Karena bergerak dengan kecepatan yang tak terkendalikan. Kalau sudah begini, setan pasti bergembira ria karena satu lagi anak manusia sudah takluk pada bisikan mereka. Bapak juga mengatakan, pada hakekatnya, perang itu terjadi antara malaikat dan setan..ketika kita sudah mampu memaafkan atau meminta maaf, paling ga setan tak bisa lagi berdansa di tengah penderitaan yang kita rasakan.
Konflik di dalam keluarga, atau rumah tangga sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Hamper setiap pasangan pernah mengalaminya. Bagaimana memenej kemarahan, tergantung pada masing – masing individu. Kita tinggal memilih, mau menuruti hawa nafsu atau mau jadi manusia yang tenang. Yang perlu diingat, setan sangat pandai memanfaatkan celah lengah manusia. Ketika kita lengah, setan dengan mudah membisikkan berbagai keburukan yang bisa jadi akan menghancurkan kita. Kalaupun kita tidak lengah, bisa saja mereka yang ada di sekitar kita, yang mencintai dan dicintai oleh kita tiba – tiba telah disusupi oleh makhluk ingkar yang satu itu. Tengoklah sekitar, adakah muka yang memerah, nafas yang memburu, jantung yang berdebar ga karuan dan tindakan yang tergesa – gesa? Kalau kalian menemukan yang seperti itu, WASPADALAH!!!! Artinya kalian tengah berada dalam lingkaran setan…hehehe,,lebay yah? Tapi itulah kenyataannya kawan...hati – hati dengan celah yang mungkin saja setan manfaatkan dari diri kalian…jangan sampai kalian menjadi teman abadi mereka.
Memilih untuk menjadi pribadi yang tenang, ga akan ada ruginya. Filosofinya seperti ini…kalian punya uang seribu rupiah. Lipatlah uang tersebut dan masukkan ke dalam saku. Lalu mintalah orang lain mengejekmu..
Apakah uangmu akan berkurang?
Jawabannya tidak..lalu suruhlah orang lain memujimu. Lihatlah apakah uangmu bertambah..tidak juga kan?orang yang tenang seumpama tembok kukuh yang dihantam mobil..mungkin sedikit lecet, tapi lebih hancur lagi si penabrak..
Dan tembok tersebut akan dengan mudah di cat ulang lagi..
Sekian dulu kawan….

Saturday, February 12, 2011

2009, E-Government Indonesia ke-23 Dunia

VIVAnews - Waseda University Institute of e-Government, Tokyo, Jepang, telah merilis laporan tahunannya bertajuk Waseda University International e-Government Ranking. Laporan tahun 2009 ini merupakan laporan kelimanya seputar pengamatan terhadap perkembangan e-government di seluruh dunia.

Ada 34 negara dari berbagai tingkat pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia yang dipantau. Negara-negara tersebut antara lain adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Belgia, Brazil, Brunei, Chili, China, Fiji, Filipina, Finlandia, Hong Kong, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea, Malaysia, Meksiko, Norwegia, Perancis, Peru, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Swedia, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Penelitian dilangsungkan sepanjang tahun 2008 dalam tiga periode. April sampai Juli untuk persiapan, Agustus sampai November proses penelitian, sementara Desember dan Januari 2009 untuk review dan finalisasi data.

Dari 34 negara yang diteliti, Indonesia ada di urutan 23 negara dengan penyelenggaraan e-government terbaik di atas India, Afrika Selatan, dan China yang ada di peringkat 24 sampai 26. Meski turun satu peringkat dibanding raihan tahun 2008, tetapi dibandingkan tahun 2007, peningkatan kualitas e-government Indonesia sudah jauh lebih baik. Ketika itu Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara yang diamati menjalankan e-government. Meski memiliki prestasi yang lumayan, tetapi peringkat Indonesia masih di bawah peringkat Thailand dan Malaysia yang ada persis di atas Indonesia.

“Peranan e-government semakin meningkat dalam kondisi yang diakibatkan oleh krisis finansial global dan juga bertambahnya kekhawatiran seputar permasalahan lingkungan,” kata Prof. Dr. Toshio Obi, Director of e-Government Waseda University dan kepala tim riset, seperti VIVAnews kutip dari laporannya, 26 Agustus 2009.

Obi menyebutkan, ICT bisa digunakan sebagai perangkat untuk menghadapi permasalahan ini dan pemerintah merupakan aktor utama pada proses mengatasinya. “Pengembangan e-government di lima tahun terakhir menunjukkan bahwa usaha telah dilakukan untuk membangun negara yang lebih berorientasi pada penduduknya,” ucap Obi.

Friday, February 11, 2011

Tugas E-Gov ku..

PEMBANGUNAN JARINGAN TENAGA KERJA NASIONAL
LATAR BELAKANG
American Workforce Network, selanjutnya disebut sebagai AWN adalah jaringan pekerja nasional Amerika yang menerima dana dari pemerintah federal dengan tugas utama menyediakan informasi kepada perusahaan agar dapat menemukan pekerja yang cocok.
AWN merupakan partner utama dari ETA (Employment Training Administration) semacam balai pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang menjadi bagian dari Departemen Tenaga Kerja Amerika. AWN beranggotakan badan, organisasi, dan LSM yang mengurusi masalah tenaga kerja.
Seiring perkembangan, ETA menginginkan agar AWN bisa mengembangkan e-Government sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan untuk lebih mengembangkan kualitas pekerja. ETA sendiri telah mengadopsi e-Government yang menghasilkan terobosan berupa ACK (American Career Kit), semacam kartu bagi pekerja yang berisi data dan kualifikasi yang dimiliki oleh mereka.
Ada 4 alasan mengapa AWN perlu mengadopsi e-Government yakni :
1.Meningkatnya penggunaan internet.
2.Inisiatif penggunaan e-Government di berbagai departemen
3.Peningkatan efisiensi pelayanan publik.
4.Infrastruktur yang mendukung.
Keempat hal tersebut menjadikan e-Government menjadi penting diterapkan AWN, disamping adanya tuntutan dari peningkatan penggunaan internet yang menuntut penyediaan layanan yang dapat diakses lewat internet dan penerapan e-Government di berbagai departemen yang menuntut keselarasan dari semua pihak untuk menerapkan hal serupa.

STRATEGI IMPLEMENTASI
Lima strategi utama dalam penerapan e-Government di AWN :
1.Membantu mitra kerja AWN agar dapat dengan mudah mengakses internet. Ada tiga kondisi pada saat hal ini dilaksanakan :
a.Beragamnya penerapan tekhnologi informasi di antara partner kerja AWN.
b.Perlu dibuat sistem dan prosedur di mana setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai kebutuhannya.
c.Perlu adanya sistem untuk mengukur kesuksesan penerapan e-Government.
Untuk mengatasi kendala – kendala ini ETA melakukan beberapa strategi :
a)Mengajak bank untuk berperan lebih besar dalam memberikan pendanaan di AWN.
b)Bekerja sama dengan pemerintah lokal agar dalam pengembangan sistem informasi AWN sejalan dengan tiap – tiap pemerintah lokal.
c)Melakukan koordinasi dengan berbagai organisasi berskala nasional.
d)Membangun jembatan bagi ide-ide dan usulan bagi pengembangan e-Government.
e)Memonitor perkembangan, pelaksanaan, dan tingkat kesuksesan e-Government di AWN.
f)Mengkoordinasikan aktivitas yang berhubungan dengan pelatihan dan penyebaran informasi mengenai e-Government di antara partner dan jaringan AWN.
g)Mengadakan riset dan diskusi di antara partner AWN mengenai standarisasi penerapan e-Government di antara partner AWN dan penyediaan layanan tekhnis yang dibutuhkan.
2.Membantu pengembangan pemerintah lokal menuju proses e-democracy. Asumsi yang dikemukakan adalah bagaimana menjamin masyarakat mempunyai pilihan dan membangun pemerintahan yang berbasis pada kepentingan masyarakat.
3.Bersama-sama membangun standar aplikasi, standar tekhnologi, kualitas dan keamanan informasi. Proses ini membutuhkan integrasi data dari semua partner AWN. Ada empat hal yang menjadi titik poin utama:
a.Penerapan standar sistem dan aplikasi yang digunakan.
b.Perencanaan dan pengerjaan dukungan tekhnis bagi seluruh partner AWN.
c.Membangun sistem tekhnologi informasi yang aman, nyaman,dengan privasi yang terjaga.
d.Membangun sistem untuk proses integrasi dan pertukaran data di antara partner AWN.
4.Departemen Tenaga Kerja mensponsori investasi dalam proses e-learning yang membantu pengembangan tenaga professional. E-Learning ini akan menjadi semacam universitas virtual yang memberikan pelatihan kepada para professional secara online. Hal – hal yang dilakukan antara lain :
a.Penyediaan pelatihan yang berkualitas tinggi untuk seluruh partner AWN dan staffnya secara online.
b.Sertifikasi training online yang diakui secara nasional.
c.Penyediaan materi pengetahuan yang lengkap bagi para professional yang dapat diakses semua kalangan.
d.Pembaharuan ilmu yang dikelola dengan baik.
e.Akses untuk tukar menukar modul antar pemerintah lokal, termasuk model belajar dan pelatihan.
f.Sarana belajar jarak jauh.
5.Aksesibilitas ETA sehingga memudahkan proses integrasi dengan mitra kerja AWN dan seluruh tenaga kerja yang ada. Hal – hal yang dilakukan ETA antara lain :
a.Penyediaan bantuan dana yang diproses secara online kerjasama dengan berbagai agensi dan mitra kerja.
b.Penyediaan laporan keuangan secara online termasuk dari mitra kerja.
c.Pemberian informasi tentang berbagai kebijakan, prosedur, dan sistem feedback secara online.
d.Pelayanan semua layanan ETA secara online.
Dengan kelima strategi yang dikembangkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika melalui ETA dan AWN untuk mengembangkan e-Government akan membantu memudahkan pekerja untuk memperoleh pekerjaan ataupun meningkatkan karir, di sisi lain juga akan membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pengangguran dengan memberikan lapangan kerja secara terbuka sehingga dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat.

Wednesday, February 9, 2011

Semua layanan kepada masyarakat dipermudah oleh Pemerintah Goa. Sebagian besar layanan serba elektronis. Kios Informasi pun bertebaran di sejumlah tempat strategis.

Goa, sebuah negara bagian di India, kecil namun populer di peta wisata dunia. Apa pasal? Pantainya indah, iklimnya bagus, penduduknya juga ramah. Selain itu, yang menarik dicermati, pembangunan Teknologi Informasi (TI) semakin menggeliat di Goa. Meski tergolong lambat membangun TI, namun daerah ini tergolong cepat tanggap. Bagaimana tidak? Sejak e-Readiness Assessment Report 2004 diterbitkan oleh Departemen Teknologi Informasi India, Goa mendapatkan julukan ‘Aspiring Leader’. Hingga kini, Goa masih menjadi ‘Aspiring Leader’ karena sejumlah inisiatif yang diambil pemerintah Goa masih terdepan. Selain itu, berbagai upaya juga dilakukan untuk menjadikan Goa sebagai tujuan TI.

Sejak awal, berbagai upaya dilakukan untuk menjadikan Goa sebagai tujuan TI. Untuk itu, dibentuk sebuah Badan Infotek, bernama CSIR yakni sebuah lembaga yang diketuai Dr. R.A. Malshekar, selaku direktur jenderal. Lembaga ini didirikan untuk memberi arahan kepada pemerintah terkait permasalahan TI, khususnya yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pada Resource and Development serta perkembangan infrastruktur. Selain itu, telah dibentuk pula sebuah gugus tugas untuk melaksanakan Good Governance yang berada di bawah Perdana Menteri. Tugasnya, menetapkan framework kebijakan tentang Good Governance termasuk e-government. Badan ini juga bertanggung jawab atas berbagai hal terkait dengan penambahan aliran dana kegiatan e-government.

Mahiti Ghars berfungsi layaknya kios informasi.
Di sini, masyarakat Goa bisa mengurus sejumlah
layanan yang sudah dikemas secara
elektronis dan mengakses internet.

Adapun kebijakan TI Goa telah dikeluarkan sejak 2005. Komite Pengawas pun telah dibentuk. Lembaga ini mengem-ban amanah me-review dan mengawasi berbagai langkah yang telah diambil oleh pemerintah terkait dengan imple-mentasi kebijakan TI. Sejalan dengan itu, komunitas TI Rajiv Gandhi, IT Park, dan IT Reatreat juga didirikan layaknya sebuah kawasan yang terdiri dari sejumlah perusahaan IT. Selanjutnya, pemerintah menjadikan kawasan ini sebagai SEZ (Special Economic Zones). Tujuannya, menciptakan suasana kondusif guna mempercepat pertumbuhan industri IT.

Langkah lain yang patut diacungi jempol dari Pemerintah Goa adalah, mereka memberikan banyak insentif bagi kalangan bisnis yang melakukan investasi di bidang TI. Skema Cyberarge juga diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan sistem komputer bagi siswa guna mengembangkan keterampilan TI mereka serta membuat keluarga mereka mengerti dan memahami pentingnya TI. Program pelatihan juga digelar untuk memastikan bahwa lima tahun ke depan setiap lulusan mengerti dan memahami komputer.

Skenario e-Government
Pemerintah Goa telah membuat dua tujuan utama penggunaan TI. Pertama, sebagai alat yang memudahkan. Kedua, alat untuk mengintegrasikan. Sebagai tools yang membuat mudah, dengan TI, pemerintah hendak memberikan pelayanan terhadap warganya kapan saja dan di mana saja. Selain itu, pelayanan yang diberikan bersifat integrated dan customer centric. Sejauh ini, langkah pertama e-government yang dilakukan di Goa bisa disimak dari gebrakan memperluas peran Departemen Informasi. Dimulai pada 1989 ketika NIC (National Informatics Centre) Goa didirikan. Dengan bantuan NIC, beberapa departemen ditiadakan dan digantikan dengan melakukan komputerisasi sejumlah pekerjaan yang semula ditangani oleh sejumlah bagian fungsional. Di sini, komputerisasi difokuskan pada pembuatan database guna menyebarkan informasi yang akurat dan cepat. Hasilnya, nampak jelas adanya perbaikan kinerja yang semula menggunakan cara manual menjadi elektronis. Saat ini, Pemerintah Goa telah menapak tahap kedua e-government. Wujudnya, berupa layanan khusus secara elektronis kepada warganya yang dikemas dalam G2C (Government to Citizen). Sejalan dengan itu, segera pula akan diwujudkan layanan Government to Government (G2G) dan Government to Employee (G2E).

Layanan Kepada Warga
Untuk diketahui, Goa merupakan negara bagian pertama di India yang mengkomputerisasikan 100% akta tanah. Software komputerisasi akta tanah yang disebut Dharani ini, digunakan untuk mengeluarkan ROR (record of rights sejumlah formulir) secara cepat melewati konter. Selanjutnya, dari seluruh kantor dan Mahiti Ghars (semacam Kios Informasi), ROR diberikan kepada masyarakat. Asal tahu saja, di Goa, seluruh kantor telah terkoneksi melalui Statewide Network yang disebut Goanet. Jaringan ini memungkinkan pemerintah mengeluarkan ROR dari satu tempat ke tempat lain. Yang menarik, kios layar sentuh yang dilengkapi dengan multi bahasa, diletakkan di lokasi strategis agar masyarakat dapat mengakses layanan akta tanah dengan mudah.
Situasi pelayanan publik di Goa (kiri) - TI benar-benar digunakan sebagai tools yang
mempermudah layanan kepada masyarakat. (Kanan)

TI juga sudah menjamah di daerah atau setingkat kotapraja. Salah-satunya, penerapan software administrasi di 13 dewan kotapraja yang dilengkapi fasilitas registrasi online. Software ini berfungsi untuk memproses surat kelahiran dan kematian di semua konter. Tempat ini menjadi rujukan yang mudah bagi warga, sekaligus cepat untuk membayar pajak, sewa, surat izin perdagangan atau memperbarui surat izin. Pendeknya, cara seperti ini terbilang sangat efisisien sekaligus mempersingkat waktu pengurusan berbagai keperluan masyarakat. Karena semua transaksi bersifat online, maka pengurusan berbagai perizinan bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.

Pemerintah Goa juga mempunyai software Infogram. Sofware ini membuat semua layanan pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat di level grass-root yang sebagian besar tinggal di pedesaan, berlangsung secara cepat dan efisien. Sejumlah layanan Infogram antara lain pendaftaran kelahiran dan kematian, pajak rumah, sewa menyewa, izin konstruksi, dan izin perdagangan. Semua transaksi tersebut sudah online sehingga status terbaru selalu tersedia. Infogram juga menyediakan layanan seperti penerbitan sertifikat antara lain sertifikat rumah, sertifikat pendapatan, sertifikat kasta, dan lain sebagainya. Infogram juga menerbitkan NOC untuk sambungan listrik dan air. Melalui Infogram, warga juga bisa mendapatkan informasi anggaran dasar semua departemen di pemerintahan dan sebagainya. Sejauh ini Infogram telah diimplementasikan di 22 desa dan akan diperluas ke 167 desa. Untuk mempermudah semua layanan kepada masyarakat sekaligus memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, Pemerintah Goa telah meluncurkan situs. Di sini, secara konsisten, segala informasi yang ditampilkan secara elektronis di-update secara rutin.

#Komputerisasi di Departemen Perhubungan dan di Pengadilan
Terobosan lain yang dilakukan oleh pemerintah Goa adalah melakukan komputerisasi di Departemen Perhubungan. Langkah ini memungkinkan departemen tersebut menggelar layanan yang diinginkan warga dengan cara yang efisien. Manfaatnya, penduduk Goa tidak perlu lagi berlama-lama mengantri untuk menyelesaikan urusannya di Departemen Perhubungan. Ambil contoh, kendaraan baru dapat didaftarkan oleh dealer di outlet mereka sendiri. Selain itu, pengurusan smart card berbasis izin mengemudi terbilang mudah. Meski demikian, berbagai upaya terus dilakukan agar semua data kendaraan yang ada di Goa, juga tersedia di website. Praktis, cara ini bisa mempercepat identifikasi kendaraan ketika terjadi kejahatan.

Komputerisasi juga dilakukan di Pengadilan Panaji, Pengadilan Tinggi Bombay, dan pengadilan wilayah. Gebrakan ini membuat para pengacara dan penuntut umum diuntungkan. Mengapa? Kerja mereka dimudahkan dengan adanya layanan informasi yang disediakan oleh lembaga ini. Kios Informasi dengan layar sentuh tersedia di Pengadilan Panaji. Tujuannya, memberikan informasi kepada masyarakat termasuk mereka yang sering berhubungan dengan pihak pengadilan, mengenai hasil akhir perkara, keputusan, tindakan, peraturan, biaya dan lain-lain. Fitur yang tersedia di Kios Informasi juga terbilang mudah digunakan. Alhasil, pengguna bisa mengetahui berbagai hal seperti nomor kasus, nama bagian, pengacara, tanggal order, dan lain-lain. Informasi kasus juga tersedia di website. Hingga kini, berbagai persiapan terus dilakukan untuk mengkomputerisasi semua pengadilan pada tingkatan yang paling bawah.

Komputerisasi Anggaran Belanja dan Keuangan
Back office yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan negara, juga tak luput dari perhatian pemerintah. Di sini, Pemerintah Goa sangat tertarik untuk mengkomputerisasikan Departemen Keuangan dan Directorate of Account (DOA - Semacam pengontrol anggaran keuangan Pemerintah Goa yang mempunyai satu kantor pusat dan satu kantor cabang. Selain itu ada dua Bendahara Wilayah dan 9 Sub Bendahara).

Untuk diketahui, sistem informasi anggaran belanja telah diterapkan di sekretariat Departemen Keuangan Goa. Guna mendapatkan detil keuangan, anggaran belanja tahunan tersedia secara elektronik. Detil keuangan yang dimaksud adalah perkiraan belanja tahun berikutnya yang diperoleh dari berbagai departemen, belanja aktual, perkiraan anggaran yang direvisi, tanda terima, informasi rekening anggaran belanja dan persyaratan anggaran belanja tambahan untuk tahun yang tengah berjalan dan sebagainya.
Cara kerja elektronis juga telah diterapkan di DOA dan Bendahara terkait proses pembayaran, laporan bendahara, audit pekerjaan dan kompilasi jumlah. Ada beberapa keuntungan berkat komputerisasi di DOA. Pembayaran diselesaikan lebih cepat, begitu juga dengan pencairan cek. Kompilasi berbagai rekening pun dilakukan dengan cepat dan semuanya tepat waktu. Setelah DOA dan Bendahara Wilayah/Sub Bendahara terkoneksi, hal ini memungkinkan tersedia tanda terima bisa dilakukan secara harian di Departemen Keuangan.

Jaringan Broadband Goa
Cara kerja elektronis di Goa didukung Goanet yang berperan sebagai back-bone dan mendukung digelarnya berbagai layanan G2C dan G2B. Goanet didukung dengan kapasitas 64 Kbps hingga 2 Mbps yang menghubungkan kantor pusat dan sejumlah kantor pemerintahan. Hanya saja, untuk mengintegrasikan berbagai layanan di sejumlah departemen pemerintah sekaligus membuat layanan lebih mudah bagi masyarakat, maka dibutuhkan jaringan yang lebih besar dengan bandwith yang juga besar. Untuk itu, Pemerintah Goa akan mendirikan Goa Broadband Network di mana jaringan serat optiknya menggunakan model BOO (Build-Own-Operate). Jaringan ini diperkirakan mampu menyediakan bandwith hingga 10 Gbps untuk negara bagian, distrik dan kantor pusat, 1 Gbps untuk kantor pedesaan dan 2 hingga 100 Mbps untuk tiap rumah tangga tergantung keperluan dan permintaan. Semua pemerintahan, organisasi dan perusahaan milik pemerintah akan terkoneksi dengan bandwith 1 Gbps.

Pemerintah Goa berencana membuat lebih banyak lagi Mahiti Ghars (semacam Kios Informasi) dan 200 Citizen Service Centres dengan model BOO tadi. Targetnya, menyuguhkan layanan dengan model satu atap. Selanjutnya sesuai permintaan, operator akan menyediakan layanan nilai tambah untuk para warga.
Untuk melaksanakan rencana e-government secara sistematis, PWC (Pricewaterhouse Coopers Pvt. Ltd) dan NISG (National Institute for Smart Government) telah dipilih sebagai konsultan pemerintah. Di sini PWC mendapat tugas mempersiapkan roadmap e-government dan mengidentifikasi layanan berorientasi bisnis. Sedangkan, NISG ditunjuk untuk memberikan masukan kepada pemerintah Goa mengenai Goa Broadband Network. Bersamaan dengan kegiatan lainnya, departemen yang belum terkomputerisasi akan segera dikomputerisasikan. Beberapa aplikasi juga sedang dikembangkan untuk 32 departemen, sehingga layanan pemerintah nantinya akan online semua. Selain itu, Pemerintah juga berencana memiliki Data Centre dengan situs Disaster Recovery guna mendukung implementasi berbagai proyek e-government.

Pada akhirnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk membuat Goa sebagai Tujuan TI dan pemimpin di bidang e-government. Tentu saja, tekad ini membutuhkan kemauan politik dan komitmen yang kuat. Apalagi keberlangsungan proyek TI sangat penting. Semua stakeholder dituntut untuk proaktif dan secara bersama-sama membangun TI di Goa. Selain itu, proyek TI harus mempunyai skala prioritas dan harus dilakukan proses re-engineering di area fungsional. Tidak ketinggalan, penggunaan standar e-government akan membantu memenuhi solusi TI yang efektif. Dengan cara itu, menjadikan Goa sebagai Tujuan TI bisa terwujud. (disadur bebas oleh Eko Ari Astuti dari tulisan J.J.R. Anand berjudul: “E-Governance: a Rising Wave in Goa” dalam Egov, volume 3, Februari 2007).

dapet artikel lagi...

Semua layanan kepada masyarakat dipermudah oleh Pemerintah Goa. Sebagian besar layanan serba elektronis. Kios Informasi pun bertebaran di sejumlah tempat strategis.

Goa, sebuah negara bagian di India, kecil namun populer di peta wisata dunia. Apa pasal? Pantainya indah, iklimnya bagus, penduduknya juga ramah. Selain itu, yang menarik dicermati, pembangunan Teknologi Informasi (TI) semakin menggeliat di Goa. Meski tergolong lambat membangun TI, namun daerah ini tergolong cepat tanggap. Bagaimana tidak? Sejak e-Readiness Assessment Report 2004 diterbitkan oleh Departemen Teknologi Informasi India, Goa mendapatkan julukan ‘Aspiring Leader’. Hingga kini, Goa masih menjadi ‘Aspiring Leader’ karena sejumlah inisiatif yang diambil pemerintah Goa masih terdepan. Selain itu, berbagai upaya juga dilakukan untuk menjadikan Goa sebagai tujuan TI.

Sejak awal, berbagai upaya dilakukan untuk menjadikan Goa sebagai tujuan TI. Untuk itu, dibentuk sebuah Badan Infotek, bernama CSIR yakni sebuah lembaga yang diketuai Dr. R.A. Malshekar, selaku direktur jenderal. Lembaga ini didirikan untuk memberi arahan kepada pemerintah terkait permasalahan TI, khususnya yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pada Resource and Development serta perkembangan infrastruktur. Selain itu, telah dibentuk pula sebuah gugus tugas untuk melaksanakan Good Governance yang berada di bawah Perdana Menteri. Tugasnya, menetapkan framework kebijakan tentang Good Governance termasuk e-government. Badan ini juga bertanggung jawab atas berbagai hal terkait dengan penambahan aliran dana kegiatan e-government.

Mahiti Ghars berfungsi layaknya kios informasi.
Di sini, masyarakat Goa bisa mengurus sejumlah
layanan yang sudah dikemas secara
elektronis dan mengakses internet.

Adapun kebijakan TI Goa telah dikeluarkan sejak 2005. Komite Pengawas pun telah dibentuk. Lembaga ini mengem-ban amanah me-review dan mengawasi berbagai langkah yang telah diambil oleh pemerintah terkait dengan imple-mentasi kebijakan TI. Sejalan dengan itu, komunitas TI Rajiv Gandhi, IT Park, dan IT Reatreat juga didirikan layaknya sebuah kawasan yang terdiri dari sejumlah perusahaan IT. Selanjutnya, pemerintah menjadikan kawasan ini sebagai SEZ (Special Economic Zones). Tujuannya, menciptakan suasana kondusif guna mempercepat pertumbuhan industri IT.

Langkah lain yang patut diacungi jempol dari Pemerintah Goa adalah, mereka memberikan banyak insentif bagi kalangan bisnis yang melakukan investasi di bidang TI. Skema Cyberarge juga diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan sistem komputer bagi siswa guna mengembangkan keterampilan TI mereka serta membuat keluarga mereka mengerti dan memahami pentingnya TI. Program pelatihan juga digelar untuk memastikan bahwa lima tahun ke depan setiap lulusan mengerti dan memahami komputer.

Skenario e-Government
Pemerintah Goa telah membuat dua tujuan utama penggunaan TI. Pertama, sebagai alat yang memudahkan. Kedua, alat untuk mengintegrasikan. Sebagai tools yang membuat mudah, dengan TI, pemerintah hendak memberikan pelayanan terhadap warganya kapan saja dan di mana saja. Selain itu, pelayanan yang diberikan bersifat integrated dan customer centric. Sejauh ini, langkah pertama e-government yang dilakukan di Goa bisa disimak dari gebrakan memperluas peran Departemen Informasi. Dimulai pada 1989 ketika NIC (National Informatics Centre) Goa didirikan. Dengan bantuan NIC, beberapa departemen ditiadakan dan digantikan dengan melakukan komputerisasi sejumlah pekerjaan yang semula ditangani oleh sejumlah bagian fungsional. Di sini, komputerisasi difokuskan pada pembuatan database guna menyebarkan informasi yang akurat dan cepat. Hasilnya, nampak jelas adanya perbaikan kinerja yang semula menggunakan cara manual menjadi elektronis. Saat ini, Pemerintah Goa telah menapak tahap kedua e-government. Wujudnya, berupa layanan khusus secara elektronis kepada warganya yang dikemas dalam G2C (Government to Citizen). Sejalan dengan itu, segera pula akan diwujudkan layanan Government to Government (G2G) dan Government to Employee (G2E).

Layanan Kepada Warga
Untuk diketahui, Goa merupakan negara bagian pertama di India yang mengkomputerisasikan 100% akta tanah. Software komputerisasi akta tanah yang disebut Dharani ini, digunakan untuk mengeluarkan ROR (record of rights sejumlah formulir) secara cepat melewati konter. Selanjutnya, dari seluruh kantor dan Mahiti Ghars (semacam Kios Informasi), ROR diberikan kepada masyarakat. Asal tahu saja, di Goa, seluruh kantor telah terkoneksi melalui Statewide Network yang disebut Goanet. Jaringan ini memungkinkan pemerintah mengeluarkan ROR dari satu tempat ke tempat lain. Yang menarik, kios layar sentuh yang dilengkapi dengan multi bahasa, diletakkan di lokasi strategis agar masyarakat dapat mengakses layanan akta tanah dengan mudah.
Situasi pelayanan publik di Goa (kiri) - TI benar-benar digunakan sebagai tools yang
mempermudah layanan kepada masyarakat. (Kanan)

TI juga sudah menjamah di daerah atau setingkat kotapraja. Salah-satunya, penerapan software administrasi di 13 dewan kotapraja yang dilengkapi fasilitas registrasi online. Software ini berfungsi untuk memproses surat kelahiran dan kematian di semua konter. Tempat ini menjadi rujukan yang mudah bagi warga, sekaligus cepat untuk membayar pajak, sewa, surat izin perdagangan atau memperbarui surat izin. Pendeknya, cara seperti ini terbilang sangat efisisien sekaligus mempersingkat waktu pengurusan berbagai keperluan masyarakat. Karena semua transaksi bersifat online, maka pengurusan berbagai perizinan bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.

Pemerintah Goa juga mempunyai software Infogram. Sofware ini membuat semua layanan pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat di level grass-root yang sebagian besar tinggal di pedesaan, berlangsung secara cepat dan efisien. Sejumlah layanan Infogram antara lain pendaftaran kelahiran dan kematian, pajak rumah, sewa menyewa, izin konstruksi, dan izin perdagangan. Semua transaksi tersebut sudah online sehingga status terbaru selalu tersedia. Infogram juga menyediakan layanan seperti penerbitan sertifikat antara lain sertifikat rumah, sertifikat pendapatan, sertifikat kasta, dan lain sebagainya. Infogram juga menerbitkan NOC untuk sambungan listrik dan air. Melalui Infogram, warga juga bisa mendapatkan informasi anggaran dasar semua departemen di pemerintahan dan sebagainya. Sejauh ini Infogram telah diimplementasikan di 22 desa dan akan diperluas ke 167 desa. Untuk mempermudah semua layanan kepada masyarakat sekaligus memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, Pemerintah Goa telah meluncurkan situs. Di sini, secara konsisten, segala informasi yang ditampilkan secara elektronis di-update secara rutin.

#Komputerisasi di Departemen Perhubungan dan di Pengadilan
Terobosan lain yang dilakukan oleh pemerintah Goa adalah melakukan komputerisasi di Departemen Perhubungan. Langkah ini memungkinkan departemen tersebut menggelar layanan yang diinginkan warga dengan cara yang efisien. Manfaatnya, penduduk Goa tidak perlu lagi berlama-lama mengantri untuk menyelesaikan urusannya di Departemen Perhubungan. Ambil contoh, kendaraan baru dapat didaftarkan oleh dealer di outlet mereka sendiri. Selain itu, pengurusan smart card berbasis izin mengemudi terbilang mudah. Meski demikian, berbagai upaya terus dilakukan agar semua data kendaraan yang ada di Goa, juga tersedia di website. Praktis, cara ini bisa mempercepat identifikasi kendaraan ketika terjadi kejahatan.

Komputerisasi juga dilakukan di Pengadilan Panaji, Pengadilan Tinggi Bombay, dan pengadilan wilayah. Gebrakan ini membuat para pengacara dan penuntut umum diuntungkan. Mengapa? Kerja mereka dimudahkan dengan adanya layanan informasi yang disediakan oleh lembaga ini. Kios Informasi dengan layar sentuh tersedia di Pengadilan Panaji. Tujuannya, memberikan informasi kepada masyarakat termasuk mereka yang sering berhubungan dengan pihak pengadilan, mengenai hasil akhir perkara, keputusan, tindakan, peraturan, biaya dan lain-lain. Fitur yang tersedia di Kios Informasi juga terbilang mudah digunakan. Alhasil, pengguna bisa mengetahui berbagai hal seperti nomor kasus, nama bagian, pengacara, tanggal order, dan lain-lain. Informasi kasus juga tersedia di website. Hingga kini, berbagai persiapan terus dilakukan untuk mengkomputerisasi semua pengadilan pada tingkatan yang paling bawah.

Komputerisasi Anggaran Belanja dan Keuangan
Back office yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan negara, juga tak luput dari perhatian pemerintah. Di sini, Pemerintah Goa sangat tertarik untuk mengkomputerisasikan Departemen Keuangan dan Directorate of Account (DOA - Semacam pengontrol anggaran keuangan Pemerintah Goa yang mempunyai satu kantor pusat dan satu kantor cabang. Selain itu ada dua Bendahara Wilayah dan 9 Sub Bendahara).

Untuk diketahui, sistem informasi anggaran belanja telah diterapkan di sekretariat Departemen Keuangan Goa. Guna mendapatkan detil keuangan, anggaran belanja tahunan tersedia secara elektronik. Detil keuangan yang dimaksud adalah perkiraan belanja tahun berikutnya yang diperoleh dari berbagai departemen, belanja aktual, perkiraan anggaran yang direvisi, tanda terima, informasi rekening anggaran belanja dan persyaratan anggaran belanja tambahan untuk tahun yang tengah berjalan dan sebagainya.
Cara kerja elektronis juga telah diterapkan di DOA dan Bendahara terkait proses pembayaran, laporan bendahara, audit pekerjaan dan kompilasi jumlah. Ada beberapa keuntungan berkat komputerisasi di DOA. Pembayaran diselesaikan lebih cepat, begitu juga dengan pencairan cek. Kompilasi berbagai rekening pun dilakukan dengan cepat dan semuanya tepat waktu. Setelah DOA dan Bendahara Wilayah/Sub Bendahara terkoneksi, hal ini memungkinkan tersedia tanda terima bisa dilakukan secara harian di Departemen Keuangan.

Jaringan Broadband Goa
Cara kerja elektronis di Goa didukung Goanet yang berperan sebagai back-bone dan mendukung digelarnya berbagai layanan G2C dan G2B. Goanet didukung dengan kapasitas 64 Kbps hingga 2 Mbps yang menghubungkan kantor pusat dan sejumlah kantor pemerintahan. Hanya saja, untuk mengintegrasikan berbagai layanan di sejumlah departemen pemerintah sekaligus membuat layanan lebih mudah bagi masyarakat, maka dibutuhkan jaringan yang lebih besar dengan bandwith yang juga besar. Untuk itu, Pemerintah Goa akan mendirikan Goa Broadband Network di mana jaringan serat optiknya menggunakan model BOO (Build-Own-Operate). Jaringan ini diperkirakan mampu menyediakan bandwith hingga 10 Gbps untuk negara bagian, distrik dan kantor pusat, 1 Gbps untuk kantor pedesaan dan 2 hingga 100 Mbps untuk tiap rumah tangga tergantung keperluan dan permintaan. Semua pemerintahan, organisasi dan perusahaan milik pemerintah akan terkoneksi dengan bandwith 1 Gbps.

Pemerintah Goa berencana membuat lebih banyak lagi Mahiti Ghars (semacam Kios Informasi) dan 200 Citizen Service Centres dengan model BOO tadi. Targetnya, menyuguhkan layanan dengan model satu atap. Selanjutnya sesuai permintaan, operator akan menyediakan layanan nilai tambah untuk para warga.
Untuk melaksanakan rencana e-government secara sistematis, PWC (Pricewaterhouse Coopers Pvt. Ltd) dan NISG (National Institute for Smart Government) telah dipilih sebagai konsultan pemerintah. Di sini PWC mendapat tugas mempersiapkan roadmap e-government dan mengidentifikasi layanan berorientasi bisnis. Sedangkan, NISG ditunjuk untuk memberikan masukan kepada pemerintah Goa mengenai Goa Broadband Network. Bersamaan dengan kegiatan lainnya, departemen yang belum terkomputerisasi akan segera dikomputerisasikan. Beberapa aplikasi juga sedang dikembangkan untuk 32 departemen, sehingga layanan pemerintah nantinya akan online semua. Selain itu, Pemerintah juga berencana memiliki Data Centre dengan situs Disaster Recovery guna mendukung implementasi berbagai proyek e-government.

Pada akhirnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk membuat Goa sebagai Tujuan TI dan pemimpin di bidang e-government. Tentu saja, tekad ini membutuhkan kemauan politik dan komitmen yang kuat. Apalagi keberlangsungan proyek TI sangat penting. Semua stakeholder dituntut untuk proaktif dan secara bersama-sama membangun TI di Goa. Selain itu, proyek TI harus mempunyai skala prioritas dan harus dilakukan proses re-engineering di area fungsional. Tidak ketinggalan, penggunaan standar e-government akan membantu memenuhi solusi TI yang efektif. Dengan cara itu, menjadikan Goa sebagai Tujuan TI bisa terwujud. (disadur bebas oleh Eko Ari Astuti dari tulisan J.J.R. Anand berjudul: “E-Governance: a Rising Wave in Goa” dalam Egov, volume 3, Februari 2007).